H SN Prana Putra Sohe Hadiri Tabligh Akbar Bersama Syaikh Fathallah Muhammad Fathallah

LUBUKLINGGAU, WI – Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe dan jajaran Pemkot Lubuklinggau menghadiri acara tabligh akbar sekaligus sholat zuhur bersama Syaikh Dr Fathallah Muhammad Fathallah (Ketua Masayikh Delegasi Universitas Al-Azhar Mesir) di Masjid Agung As-Salam Kota Lubuklinggau, Kamis (3/11/2022).

Dalam sambutannya, H SN Prana Putra Sohe mengatakan, banyak sekali keberkahan yang didapat pada hari ini sehingga dapat menyelenggarakan kegiatan seperti ini.

Wako ucapkan selamat datang kepada Syaikh Dr Fathallah Muhammad Fathallah, walaupun Syaikh sendiri tidak bisa berbahasa Indonesia hanya mengetahui bahasa arab. Jadi dalam tausyiahnya ada penerjemah. Mudah-mudahan kegiatan ini semakin menambah wawasan keislaman dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT”, ujarnya.

Dalam tausyiah Syaikh Dr Fathallah Muhammad Fathallah menjabarkan tentang mukjizat Nabi Muhamad SAW. Hal ini mengisyaratkan moderasi dalam beragama. Awalnya, Rasulullah berkhutbah dengan bersandar pada sebatang pohon kurma. Namun dalam perkembangannya, oleh tukang kayu dibuatlah mimbar. Sejak saat itu, Rasulullah selalu berkhotbah diatas mimbar tidak lagi bersandar pada pohon kurma. Namun keajaiban terjadi. Pohon kurma itu menangis.

Menurut Syaikh, kenapa pohon kurma itu menangis, karena Rasulullah SAW tidak lagi menggunakannya untuk berkhotbah. Lalu, Rasulullah mendekati pohon itu, kemudian memegang dan memeluknya. Seketika pohon kurma itu tidak lagi menangis dan terdiam.

Jika tidak dipegang dan dipeluk, pohon kurma tersebut akan terus menangis sampai hari kiamat. Rasulullah memotong dan mengubur pelepah pohon kurma dibawah mimbarnya. Walaupun Rasulullah berkhotbah di atas mimbar namun dekat dengan pelepah pohon kurma tadi sehingga kedua-duanya mendapat berkah dari Rasulullah.

Intinya lanjut Syaikh, Rasulullah tidak berpihak kepada kedua-duanya tetapi mengayomi kedua-duanya. Itulah yang dimaksud dengan moderasi dalam agama.

Syaikh juga membacakan salah satu hadist yang artinya jika ingin doa kita mustajab, maka perbaiki makananmu, harta mu, pakaian (semuanya harus halal). Jika belum dikabulkan, itu adalah untuk kebaikan kita sendiri. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *